Jumat, 11 September 2020

Pengertian Manajemen Produksi

Secara harfiah, Manajemen Produksi terbangun atas dua kata, yaitu Manajemen dan Produksi. Manajemen memiliki dua makna, manajemen sebagai posisi dan manajemen sebagai proses. Manajemen Produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan (input, sumber daya produksi) menjadi keluaran (output, produk barang maupun jasa) dengan nilai tambah yang lebih besar. Dari pengertian tersebut, Manajemen Produksi memiliki beberapa unsur utama, yaitu:

  1. Manajemen Produksi adalah sebuah proses manajemen, sehingga kegiatannya berawal dari aktivitas perencanaan dan berakhir pada aktivitas pengendalian.
  2. Manajemen Produksi mengkaji kegiatan pengolahan masukan menjadi keluaran tertentu, baik barang maupun jasa.
  3. Manajemen Produksi bertujuan untuk memberikan nilai tambah atau manfaat lebih besar kepada organisasi atau perusahaan.
  4. Manajemen Produksi adalah sebuah sistem yang terbangun dari subsistem masukan, subsistem proses pengolahan, dan subsistem keluaran.

   Selanjutnya, kita perlu malihat definisi Manajemen Produksi atau Operasinal sebagai suatu tipe ilmu manajemen dari manajemen fungsional perusahaan menurut pandangan para pakar Manajemen Produksi atau Operasional. Menurut Chase dan Aquilano (1995), Chase, Aaquilano dan Jacobs (2001), Russel dan Taylor (2000), Adam dan Ebert (1992) pada pokoknya merupakan sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan pendesainan, kegiatan transformasi (operations), dan perbaikan sistem yang berfungsi untuk menciptakan dan menyerahkan keluaran yang dihasilkan oleh perusahaan, baik produk barang maupun jasa.

Pembuatan keputusan merupakan elemen penting manajemen operasi dan produksi. Pembuatan keputusan dapat dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda. Pembuatan keputusan merupakan keseluruhan proses pencapaian suatu keputusan dari idetifikasi awal melalui pengembangan dan penilaian alternatif-alternatif sampai pemilihannya.

Proses pembuatan keputusan diawali dengan perumusan masalah yang dilakukan dengan menguji hubungan sebab-akibat, mencari penyimpangan-penyimpangan, dan yang paling penting adalah berkonsultasi dengan pihak lain. Selanjutnya pengembangan alternatif-alternatif dengan mengumpulkan analisa data yang relavan. Dari data tersebut ditentukan alternatif dikembangkan sebelum diambil suatu keputusan.

Setelah dikembangkannya alternatif maka langkah selanjutnya adalah evaluasi alternatif-alternatif  yang tergantung pada kriteria pemilihan keputusan yang tepat. Evaluasi alternatif dipermudah dengan penggunaan model-model matematik formal. Ini memungkinkan pembuat keputusan untuk mengkuantufikasikan kriteria dan batasan-batasan serta mengevaluasi berbagai alternatif berdasarkan kerangka model. Pemilihan alternatif dilakukan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif untuk mempermudah alternatif yang tinggi. Alternatif yang terpilih sering hanya berdasarkan jumlah informasi terbatas yang tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan keputusan manajer. Pilihan alternatif terbaik pun sering merupakan komprom berbagai faktor yang dipertimbangkan.

Implementasi keputusan. Suatu keputusan belum selesai sebelum diterapkan dalam praktek. Langkah ini sama krusialnya dengan proses penmbuatan keputusan secara keseluruhan. Pemahaman akan perubahan organisasional adalah kunci sukses implementasi. Implementasi tidak sekedar menyangkut pemberian perintah, namun dalam hal ini manajer harus menetapkan jadwal kegiatan atau anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumberdaya yang diperlukan serta melimpahkan wewenang dan tanggungjawab tertentu.

Melihat pengertian Manajemen Produksi atau Operasional menurut para pakar di atas, maka ada tiga kategori keputusan atau kebijakan utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:

1.     Keputusan atau kebijakan mengenai desain. Desain dalam hal ini tergolong tipe keputusan jangka panjang, dan dalam arti yang luas meliputi penentuan desain dari produk yang akan dihasilkan, desain atas lokasi, dan tata letak pabrik, desain atas kegiatan pengadaan masukan yang diperlukan, desain atas metode dan teknologi pengolahan, desain atas organisasi perusahaan, dan desain atas job description dan job specification.

2.     Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations). Keputusan produksi atau operasi ini berjangka pendek, berkaitan tentang keputusan taktis dan operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir kerja (shift) dari personil pabrik, anggaran produksi, jadwal penyerahan masukan ke subsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan atau penyelesaian produk.

3.     Keputusan atau kebijakan perbaikan secara terus-menerus dari sistem operasi. Karena sifatnya berkesinambungan (terus-menerus), maka kebijaksanaan tersebut bersifat rutin. Kegiatan yang tercangkup di dalamnya pada pokoknya meliputi perbaikan terus-menerus dari mutu keluaran, keefektifan dan keefesinan sistem, kapasitas, dan kompetensi dari para pekerja, perawatan sarana kerja atau mesin, serta perbaikan terus menerus atas metode penyelesaian atau pengerjaan produk.

Berpijak pada definisi tersebut maka Manajemen Produksi atau Opersional dibangun atas tiga keputusan dan aktivitas utama, yaitu keputusan dan aktivitas desain, transfrmasi, dan perbaikan terus-menerus atas sistem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tujuan Utama Pelaporan Keuangan dalam rerangka Konseptual FSAB :

 1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupu...