Kamis, 31 Desember 2020
Pengertian dan Apa itu Rasio Profitabilitas
Pengertian dan Apa Itu Rasio Standar
Pengertian dan Jenis-jenis Profitabilitas



Rabu, 30 Desember 2020
Pengertian dan Apa Itu Solvabilitas


Pengertian dan Jenis-jenis Rasio Keuangan
Pengertian Kinerja Keuangan
Selasa, 29 Desember 2020
Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan
Pentingnya Pengendalian Kualitas Dalam Penetapan Harga Pokok Produksi
Usaha pengembangan perusahaan dan untuk menjamin kontinutas perusahaan, maka perlu adanya sejumlah keuntungan diharapkan dapat menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Merealisir hal tersebut maka perlu diciptakan antara lain hasil produk pengolahan, penekanan biaya produksi, peningkatan kwalitas, perluasan seluruh distribusi. Tanpa adanya peningkatan perubahan dalam suatu produk perusahaan termasuk dalam hal ini kebijaksanaan peningkatan kualitas produksi, maka akibatnya perusahaan akan mengalami dan menghadapi tantangan atau persaingan yang semakin tajam utamanya dalam hal pencapaian tujuan perusahaan.
Disadari bahwa dalam usaha pengembangan mutu produksi, pada tahap tersebut mungkin terjadi penyimpangan yang tidak sesuai dengan rencana semula maka hal ini mungkin disebabkan oleh adanya keterbatasan tenaga manusia didalam proses produksi, keadaan/ kerusakan peralatan yang digunakan atau mungkin disebabkan faktor-faktor lain.
Menjamin agar kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar, maka perlu ada bahagian tersendiri yaitu bahagian pengawasan mutu, karena tanpa adanya pengawasan mutu, maka besar kemungkinan hasil akhir tidak sesuai dengan sasaran semula (standar).
Terperinci menurut Sofyan Assauri (2001 : 167) tentang pengawasan mutu bahwa :
1) Agar hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.
2) Mengusahakan agar biaya inspection dapat menjadi serendah mungkin.
3) Mengusahakan agar biaya desain produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin pada perusahaan.
4) Mengusahakan agar biaya produksi menjadi serendah mungkin.
Berikut ini dalam pengendalian kualitas mempunyai 3 (tiga) tahap pelaksanaan dalam proses produksi barang dan jasa, yaitu :
1) Pengendalian bahan mentah
2) Pengendalian selama proses produksi
3) Pengendalian hasil produksi akhir.
Berdasarkan ketiga tahap pengendalian ini juga di gambarkan Elwood S. Buffa, (2001: 643), membagi 4 (empat) dari pengendalian kualitas, yaitu :
1) Kebijaksanaan dalam determinasi level kulitas untuk memasarkan produk.
2) Dengan penggunaan tehnologi berproduksi, sehingga level kualitas menjadi prioritas utama pada target pemasaran.
3) Produksi masih memerlukan pengawasan tentang penggunaan bahan baku harus secara produktive.
4) Penggunaan beberapa instalasi yang dapat meningkatkan produk secara final kualitas harus secara efisien dan efektive.
Berdasarkan keempat tingkatan ini dapat dijelaskan hubungan kerjasama secara bersama-sama dapat dilihat dari keempat hal tersebut di atas, dengan beberapa hubungannya. Sesuai dengan penjelasana di atas, menunjukkan empat tahap dalam pengendalian mutu melalui perencanaan, produksi dan distribusi. Hal yang dijelaskan oleh Buffa ini adalah pengendalian mutu secara keseluruhan dalam perusahaan.
Tahap pertama, menunjukkan pimpinan perusahaan yang seharusnya mengadakan kebijaksanaan mutu terlebih dahulu dalam hubungannya dengan tinjauan pasar, biaya investasi retularen on invesmen (pengambilan investasi) yang potensial serta faktor-faktor saingan. Tahap kedua, diadakan penentuan mutu yang akan dapat diproduksikan ditentukan oleh designer. Disini tentu dipertimbangkan mengenai bahan baku, cara memprosessing dan jasa-jasa yang diproduksikan.
Pada tahap ketiga, barulah diadakan pengendalian mutu dalam proses produksi yaitu ada tiga, sebagai berikut :
1) Pemeriksaan pengendalian mutu dan bahan baku
2) Pemeriksaan dan pengendalian mutu bahan baku
3) Pemeriksaan dalam pengujian produk yang dihasilkan.
Perusahaan yang melaksanakan pengendalian produksi untuk mengarah pada sfesifikasi yang akan ditentukan oleh mutu produk, maka diperlukan suatu ketelitian dalam quality control dan pemeriksaan yang lebih cermat.
Perlu juga diketahui bahwa dalam usaha bagaimana untuk menghasilkan produk, tentu memerlukan sejumlah tenaga kerja. Demikian pula halnya dalam usaha produksi quality control yang dikhususkan. Analisis pengendalian mutu produk memerlukan tenaga kerja quafied untuk ditempatkan dalam gudang supaya terjamin dari kontinuitas perusahaan mengenai mutu produk.
Melaksanakan usaha pengendalian dalam produksi khususnya pada alat tulis menulis merupakan sumber pembahasan, sehingga proses kegiatan dari berbagai produksi yang dirubah dalam bentuknya oleh perusahaan yang menggunakan dalam bentuk barang/ jasa atau produksi di mana beberapa barang dan jasa yang disebabkan hasil yang diinginkan perusahaan dapat terjamin dari kontinutas.
Setiap pimpinan memiliki manajemen tersendiri, sehingga kepemimpinan pada bawahannya terarah dan efisiensi. Artinya walaupun faktor-faktor tertentu harus dimilik, tapi manajemen penting untuk dimiliki. Oleh karena itu faktor produksi terdapat kesenjangan produktivitas yang dihasilkan oleh para pelaksana antara produktivitas sekarang dengan produktivitas yang lalu. Pada kenyataannya produksi yang dikaitkan dengan pengendalian memang agak sulit dipisahkan, antara satu dengan yang lainnya.
Pemeriksaan dikaitkan dengan produksi berarti harus menggunakan tenaga kerja yang pernah mengadakan pelatihan, atau minimal mempunyai pengalaman kerja pada perusahaan lain.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa hanya ada 3 (tiga) tahap pelaksanaan quality control dalam proses yaitu :
1. Sebelum produksi dimulai
2. Sebelum proses dimulai
3. Sesudah produksi dilaksanakan
Adapun peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pengawasan produksi untuk menjamin mutu produk menurut Hoffman, (2003: 209), adalah
1) Panca indra, misalnya mengetahui bahan baku yang baik, dapat dilihat dengan mata.
2) Mempergunakan alat, diukur dengan membandingkan produksi yang lain dengan kapasitas yang sama dan bahan baku.
3) Menggunakan metode penetapan Harga Pokok Produksi, yang lazim disebut perhitungan seluruh biaya-biaya yang dipergunakan.
Metode Penetapan Harga Pokok Produksi
Senin, 28 Desember 2020
Apa itu Harga dan Harga Pokok Produksi
Jenis-Jenis Biaya
Sehubungan dengan jnis-jenis biaya tersebut, maka D. Hartanto, (2002: 37) mengelompokkan biaya menurut tujuan perencanaan dan pengawasan, sebagai berikut
"1) Biaya variabel dan biaya tetap
2) Biaya yang dapat dikendalikan".
Sedangkan menurut Mulyadi, (2002: 57) menetapkan biaya adalah sejumlah pengeluaran yang tidak bisa dihindari menghubungkan tingkah laku biaya dengan perubahan volume kegiatan sebagai berikut biaya variabel adalah sejumlah biaya yang secara total berfluktuasi secara langsung sebanding dengan volume penjualan atau produksi, atau ukuran kegiatan yang lain yang mengarah pada proses produksi.
Sedangkan biaya tetap atau biaya kapasitas merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu.
Dari gambaran umum di atas, maka dapat diketahui sebagai berikut :
1) Biaya variabel adalah sejumlah biaya yang ikut berubah untuk mengikuti volume produksi atau penjualan. Misalnya atau bahan langsung hanya yang ikut dalam proses produk, bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang tidak berubah walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Misalnya gaji bulanan, asuransi, penyusutan, biaya umum dan lain-lain. Sifat-sifat biaya tersebut sangat penting untuk dikethui seorang manajer dalam perencanaan usaha pengembangan karena dengan demikian akan didapatkan suatu gambaran klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan dan perencanaan serta pengawasan.
Pengertian dan Apa Itu Biaya
Untuk menghasilkan sesuatu apakah itu barang atau jasa maka perlulah dihitung dan diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang perlu dan kemungkinan memperoleh pendapatan yang mungkin diterima. Setiap pengorbanan biaya selalu diharapkan akan mendatangkan hasil yang lebih besar dari pada yang telah dikorbankan tersebut pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, seorang pengusaha hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya pengorbanan dalam proses produksi pada dasarnya setiap untuk yang merupakan komponen biaya peruhaan. Dalam hal ini, total biaya selalu dapat dihitung dan dapat dibandingkan dengan total penerimaan yang mungkin dapat diperoleh dengan kemungkinan laba yang akan diperoleh.
Berbicara mengenai masalah biaya merupakan suatu masalah yang cukup luas, oleh karena di dalamnya terlihat dua pihak yang saling berhubungan. Oleh Winardi, ( 2002: 147), menyatakan bahwa bahwa bilamana kita memperhatikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu proses produksi, maka dapat dibagi ke dalam dua sifat, yaitu yang merupakan biaya bagi produsen adalah mendapat bagi pihak yang memberikan faktor produksi yang terbaik pada perusahaan bersangkutan untuk berproduksi berkualitas.
Demikian halnya bagi konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau merupakan pendapatan bagi pihak yang memberikan alat pemuas kebutuhan tersebut. Oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, (1994: Pasal I ayat 1) dikatakan bahwa biaya (cost) adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk konstan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan pengeluaran modal saham, jasa-jasa yang disertakan atau kewajiban-kewajiban yang ditimbulkannya, dalam hubungannya dengan barang-barang atau jasa-jasa yang diperoleh atau yang akan diperoleh pada masa yang datang, karena mengeluarkan biaya berarti mengharapkan pengembalian lebih banyak.
Dari definisi dan pengertian biaya di atas, dapatlah dikatakan bahwa pengertian biaya yang dikemukakan di atas adalah suatu hal yang masih merupakan pengertian secara luas oleh karena semua yang tergolong dalam pengeluaran secara nyata keseluruhannya termasuk biaya.
Sejalan dengan definisi dan pengertian di atas, maka D. Hartanto ( 2002 : 89), memberikan alasan tentang biaya (cost) dan ongkos (expense), cost adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat atau service potensial di waktu yang akan datang merupakan aktiva yang dicantumkan dalam neraca. Sebaliknya expense atau expred cost adalah biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan prestasi. Jenis-jenis biaya ini tidak dapat memberikan manfaat lagi diwaktu yang akan datang, maka tempatnya adalah pada perkiraan laba rugi.
Minggu, 27 Desember 2020
Tujuan Penetapan Harga Pokok
Pengertian Harga Pokok Produksi
Tujuan Utama Pelaporan Keuangan dalam rerangka Konseptual FSAB :
1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupu...
-
Anggaran Tradisional Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan di negara berkembang dewasa ini. Terdapat dua ...
-
A. Pelimpahan Kewenangan Pengelolaan keuangan negara secara teknis dilaksanakan melalui dua pengurusan, yaitu pengurusan umum/administras...
-
Pengertian tarif sering kali diartikan sebagai daftar harga (sewa, ongkos dan sebagainya) sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulka...