Selasa, 30 Maret 2021

Tujuan Utama Pelaporan Keuangan dalam rerangka Konseptual FSAB :

 1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan - keputusan investasi, kredit, dan semacamnya yang rasional.

2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian penerimaan kas mendatang (prospective cash receipts) dari deviden atau bunga dan pemerolehan kas (proceds) mendatang dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman.

3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke entitas lain dan ekuitas pemilik) dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap sumber daya tersebut.

Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan

FSAB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat ditentukan secara langsung dari lingkungan penerapan laporan keuangan. Maksudnya tujuan pelaporan harus dikaitkan dengan tujuan sosial dan ekonomik Negara masing – masing tempat dimana laporan keuangan tersebut dijalankan. Oleh karena itu tujuan pelaporan harus dikembangkan atas dasar sifat kegiatan dan keputusan ekonomik para pemakai yang terlibat di dalamnya.

Tujuan Pelaporan Keuangan

 Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Tujuan pelaporan menentukan konsep – konsep dan prinsip – prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan.


Tujuan Fungsional

Tujuan fungsional merupakan suatu tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan / motivasi masing – masing individual di dalamnya.


Tujuan Bersama

Tujuan bersama adalah satu atau beberapa tujuan individual yang sama dengan tujuan individual lainnya. Tujuan fungsional disusun tanpa memperhatikan tujuan – tujuan individual, sedangkan tujuan bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan – tujuan individual selanjutnya memilih tujuan – tujuan individual ( seluruh anggota masyarakat ) yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan sosial.


Tujuan Kelompok Dominan

Dalam tujuan ini keputusan yang akan diambil adalah tujuan dari kelompok yang dominan. Kelompok yang dominan adalah kelompok yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam pengambilan keputusan atau tindakan dari semua anggota masyarakat. Sedangkan bagi kelompok yang non – dominan tujuannya tidak menjadi relevan atau dianggap terlalu lemah untuk mempengaruhi kegiatan sosial.

Senin, 29 Maret 2021

Perubahan Posisi Keuangan

 Aset, kewajiban, dan ekuitas sebagai elemen posisi keuangan dapat berubah akibat tiga hal yaitu :

1. kejadian, adalah terjadinya suatu perkara atau urusan yang mempunyai konsekuensi terhadap suatu entitas.

2. keadaan, adalah suasana atau seperangkat kondisi yang berkembang dari suatu kejadian atau serangkaian kejadian yang berkulminasi pada situasi tak terduga atau sulit diduga.

3. transaksi, adalah salah satu bentuk kejadian eksternal yang melibatkan transfer sesuatu yang bernilai ( manfaat ekonomi masa datang ) antara dua entitas atau lebih.

Pengaruh ketiga hal di atas dapat terjadi pada setiap elemen asset, kewajiban, atau ekuitas saja atau pada dua atau tiga elemen sekaligus.

Elemen – elemen statemen keuangan


Berikut adalah elemen – elemen secara eksplisit yang diidentifikasi FASB, antara lain :

1. Aset

2. Kewajiban

3. Ekuitas atau asset bersih

4. Investasi oleh pemilik

5. Distribusi ke pemilik

6. Laba komprehensif

7. Pendpatan

8. Biaya

9. Untung

10. Rugi


Tujuan Pelaporan Entitas Non – bisnis Tujuan utama ( Primary Objectives ):

 

1. Pelaporan keuangan organisasi non - bisnis harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan - keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut.

Tujuan-tujuan spesifik ( Spesific Objctives ) :

2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai ( assessing ) jasa – jasa yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk terus menyediakan jasa – jasa tersebut.

3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai ( assessing ) bagaimana para manajer organisasi non – bisnis telah melaksanakan tanggung jawab kepengurusannya dan aspek – aspek lain kinerjanya.

4. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat tentang sumber daya, kewajiban, dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya dan hak atas sumber daya tersebut.

5. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran periodik perubahan –perubahan jumlah dan sifat asset bersih organisasi non – bisnis dan informasi tentang upaya – upaya dan hasil jasa ( service efforts and accomplishments ) organisasi secara bersama menunjukkan informasi yang paling bermanfaat dalam menilai kinerja organisasi.

6. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang bagaimana organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas atau sumber likuid lain, tentang pinjaman dan pelunasannya, dan tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.

7. Pelaporan keuangan harus mencakupi penjelasan – penjelasan dan interpretasi – interpretasi untuk membantu para pemakai memahami informasi keuangan yang disediakan.

Karakteristik dan keterbatasan informasi


Karakteristik dan keterbatasan informasi, yaitu:

1. lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri atau ekonomi secara keseluruhan

2. leebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan daripada penghitungan yang sifatnya lebih pasti

3. sebagian besar merefleksi pengaruh kejadian transaksi yang telah terjadi ( histories )

4. hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha

5. penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos sehingga pertimbangan kos – manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan

Minggu, 28 Maret 2021

Kebijaksanaan Advertising dan Sales Promotion

 

Dengan kebijaksanaan advertising dan sales promotion, perusahaan mengharapkan penjualan akan dapat dinaikan, dan bagi perusahaan yang sudah berjalan baik, dengan kegiatan ini diharapkan agar omzet penjualan yang telah pernah dicapai dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan. Agar kegiatan advertising dan sales promotion dapat mencapai sasaran dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya, maka sebelum mengadakan advertising dan sales promotion perusahaan hendaknya mengadakan perencanaan dengan baik dan dengan mempertimbangkan segala faktor yang mempunyai kaitan dengan kegiatan ini, sehingga advertising dan sales promotion yang dilaksanakan betul-betul sukses.

Dalam melaksanakan advertising dan sales promotion, diperlukan faktor-faktor yang merupakan persyaratan, diantaranya:

a. Perusahaan harus berusaha agar konsumen dalam membeli barang, memilih barang dengan merek/cap tertentu, dan untuk itu perlu ditimbulkan loyalitas, kepercayaan, kemantapan, kebanggaan terhadap merek atau cap tersebut.

b. Persyaratan kwalitas

Dalam melaksanakan advertising dan sales promotion, perusahaan mengharapkan agar omzet penjualan dapat dinaikan dengan jalan menarik konsumen-konsumen baru. Oleh karena itu persyaratan dalam melaksanakan adverti­sing dan sales promotion adalah kwalitas dari barang yang dipromosikan tersebut jangan sampai mengecewakan konsumen.

c. Persyaratan harga

Dalam melaksanakan advertising dan sales promotion, harga harus diperhatikan, sebab apabila harga yang ditetapkan terlalu tinggi misalnya, sehingga tidak sesuai dengan kwalitas barang yang dijual, maka akan dapat pula mengecewakan pembeli/konsumen. Untuk meyakini bahwa harga yang sudah ditetapkan tepat, maka perusahaan dapat mencobanya dahulu sebelum melaksanakan advertising dan sales promotion.

d. Persyaratan modal

Hal ini berarti belum melaksanakan advertising dan sales promotion perusahaan harus mempertimbangkan modal yang dapat disediakan, sebab kadang-kadang modal untuk sales promotion tidak kecil. Sebetulnya pertimbangan tentang modal, tidak hanya modal untuk melaksanakan ad­vertising dan sales promotion, tetapi juga modal kerja untuk memproduksi barang tersebut. Misalnya dengan adanya kegiatan advertising dan sales promotion, omzet penjualan dapat ditingkatkan akan tetapi perusahaan ti­dak mampu menaikan kapasitas produksi sesuai dengan pertambahan permintaan, karena perusahaan kekurangan akan modal tenaga kerja.

Kebijaksanaan Distribusi Fisik

 

Dimaksudkan adalah sarana yang memindahkan barang secara fisik dari suatu tempat ke tempat lain dan menambahkan nilai suatu barang dengan jalan memindahkan, maka dapat menyebabkan place utility. Kegiatan distribusi fisik merupakan suatu aktifitas yang dapat mempengaruhi kelancaran arus barang dari produsen ke konsumen, sehingga masalah pengangkutan ini tidak boleh diabaikan. Suatu perusahaan harus memilih beberapa alternatif diantara sarana pengangkutan yang ada dalam masyarakat yang menurut per­timbangan dapat menimbulkan tingkat efisiensi yang paling tinggi bagi perusahaan, meskipun demikian belum mendapatkan pedoman yang dapat dipakai dalam memilih sarana pengangkutan yang sangat tepat. Untuk itu perlu adanya pedoman-pedoman tertentu yang dapat dipakai sebagai pertimbangan-pertimbangan, yaitu:

a. Biaya

Antara sarana pengangkutan yang satu dengan yang lain dapat menimbulkan perbedaan biaya atau tarif. Misalnya tarif angkutan dengan menggunakan kapal terbang adalah yang termahal sedangkan angkutan darat yang terendah. Oleh karena itu harus dilihat dari sudut mana dalam pengangkutan yang harus diutamakan. Mungkin suatu barang yang diutamakan adalah kecepatan dalam pengangkutan, sedangkan barang yang lain mungkin biaya yang harus diutamakan.

b. Kecepatan

Suatu perusahaan yang mengutamakan kecepatan dalam penyampaian barangnya, tidaklah berarti bahwa perusaha­an harus memilih sarana pengangkutan yang paling cepat dalam masyarakat, sebab pengangkutan yang lebih cepat mempunyai kecendrungan biaya yang lebih besar. Namun untuk lebih mempercepat sampainya barang, maka akan lebih baik jika perusahaan berusaha mengadakan sarana pengangkutan sendiri.

c. Keamanan

Perusahaan yang mengutamakan keamanan dari pada kecepatan biasanya perusahaan yang volume usaha/ barangnya kecil dan timbangannya ringan serta harga dan nilainya tinggi. Untuk mengangkut barang-barang semacam ini faktor keamanan betul-betul diperhatikan, sebab kehilangan atau kerusakan dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar. Sebenarnya suatu sarana pengangkutan yang paling baik adalah yang cepat, murah dan aman.

Anggaran Penjualan

 

Pembuatan anggaran belanja merupakan cara terbaik untuk merencanakan, mengawasi dan mengkoordinasi aktifitas-aktifitas dari berbagai bagian pada suatu perusahaan. Bagian produksi harus dikoordinasi dengan bagian penjual­an. Untuk melakukan pekerjaan ini diperlukan suatu mekanisme, karena adanya anggaran belanja dapat merupakan suatu alat koordinasi yang sangat baik. Dengan adanya anggaran belanja bagian penjualan, bagian produksi dapat merencanakan outputnya dengan lebih teliti. Tetapi tanpa bagian penjualan memberitahukan manajer bagian produksi mengenai keperluan yang diperkirakan maka bagian produksi tidak mempunyai gambaran mengenai berupa banyak barang yang harus di produksi.

Pembuatan anggaran belanja juga memungkinkan bagian keuangan merencanakan beban-beban keuangan di masa mendatang. Tanpa adanya ramalan mengenai berapa penjualan barang dan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian bahan-bahan, biaya-biaya tenaga kerja, dan berapa biaya pemasaran, maka bagian keuangan tidak mungkin mengetahui berapa banyak uang yang diperlukan selama periode-periode peredaran konversi. Anggaran belanja bagian penjualan memungkinkan pengawasan mempertimbangkan berapa banyak uang yang diperlukan perusahaan untuk membiayai account receivable, inventarisasi dan berbagai biaya eksploitasi.

Dari sekian poin kebijaksanaan dan strategi pemasaran yang telah dikemukakan di atas, yang merupakan kebijak­sanaan dan strategi pemasaran yang sangat penting bagi pengembangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Dan dari ke tujuh poin tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena merupakan satu kesatuan di dalam suatu organisasi perusahaan.

Jika suatu perusahaan memperhatikan dan menyimak serta menjalankan isi dari kebijaksanaan dan strategi pe­masaran tersebut, maka tujuan yang akan dicapai perusahaan akan dipenuhi.

Selanjutnya banyak perusahaan yang mempunyai jenis produksi yang sama tidak dapat bertahan lama, karena peru­sahaan tersebut tidak dapat bersaing dan mempunyai strategi pemasaran yang kurang efektif serta kebijaksanaan yang diambil kurang memungkinkan.

Kamis, 25 Maret 2021

Kebijaksanaan Produksi

 

Kebijaksanaan produksi ini meliputi kebijaksanaan yang berhubungan dengan:

a. Luasnya Pasar

Setiap perusahaan hendaknya meramalkan luasnya pemasaran dari barang yang akan diproduksikan. Luas pemasaran ini harus selalu dihubungkan dengan kemampuan modal yang selalu dihubungkan dengan kemampuan modal yang dapat disediakan serta fasilitas-fasilitas lain dari perusahaan tersebut.

b. Tingkat Persaingan

Setiap perusahaan harus pula mengetahui, luas, sifat, dan efektifitas persaingan yang harus diatasinya. Demikian halnya pemasaran, sebagai contoh; beberapa perusa­haan yang muncul dalam bidang usaha yang sama seperti penjualan telur, di mana penjualan telur tersebut mempunyai saingan produksi perusahaan, dan sebaliknya produksi telur mempunyai saingan pada perusahaan lain serta faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persa­ingan di dalam merebut konsumen.

c. Kemampuan Tehnis

Khusus kemampuan pembuatan barang yang akan diproduksikan harus betul-betul diperhatikan. Hal ini sangat penting sebab tipe dan kualitas barang yang akan dihasilkan/diproduksi adalah sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan.

Kebijaksanaan Penjualan

 

Tugas utama dari pemasaran adalah penjualan, ini berhubungan dengan kebijaksanaan dan metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan penjualan dengan baik, apakah dilaksanakan oleh produsen ataukah oleh pengecer. Dengan kata lain tujuan utama dari tugas marketing adalah memberikan kepada konsumen barang-barang yang mereka inginkan dalam jumlah yang tepat dan harga yang pantas. Dan hanya mungkin dilaksanakan dengan baik, jika ada suatu kebijaksanaan penjualan yang tepat.

Berikut ini dikemukakan beberapa metode yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penjualan untuk menciptakan permintaan dan pembeli, diantaranya ialah:

a. Personal Selling

Personal selling meliputi penjualan langsung dari penjual kepada pembeli, ini adalah metode tertua yang digunakan dalam penjualan. Bentuk personal selling ini. juga bermacam-macam diantaranya:

Across the centre selling, yaitu penjualan yang digu­nakan oleh toko-toko pengecer.

House to house selling, yaitu penjualan dengan menjajahkan dari rumah ke rumah.

Penjual-penjual yang digunakan oleh whole seller untuk mendatangi retailer.

Penjual-penjual yang digunakan oleh manufacturer untuk mengunjungi whole seller dan retailer.

Engineering triend salesman, yaitu penjual-penjual yang digunakan untuk menjual barang-barang tertentu, yang mempunyai keahlian teknis, misalnya untuk penju­alan barang-barang tertentu, yang mempunyai keahlian teknis misalnya untuk penjualan barang-barang instalasi, mesin-mesin dan lain-lain.

b. Telephone selling

Kegiatan marketing kini telah semakin berkembang sehingga marketing dalam usaha kebijaksanaan untuk meningkatkan penjualan telah banyak menggunakan cara-cara penjualan dengan menggunakan jasa telepon. Cara-cara penjualan ini dilakukan secara tepat bilamana ada suatu perencanaan dan pelaksanaan yang tepat pula.

c. Advertising

Penjualan dengan advertising telah berkembang dan telah diakui sebagai alat pemasaran yang dapat memberikan gambaran atau bantuan yang berharga kepada para pembeli. Disamping itu juga adversity melaksanakan fungsi sebagai alat pemasaran, yaitu:

- Membantu memperkenalkan new product dalam pemasaran.

- Membantu dalam usaha memperluas proses barang-barang untuk produksi.

- Membantu memilih atau mendapatkan saluran-saluran distribusi yang diinginkan.

- Dapat memberikan informasi yang berguna bagi pembeli potensial dalam meningkatkan penjualan.

Kebijaksanaan Distribusi


Bidang kegiatan yang dipelajari dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran adalah distribusi hasil produksi. hal ini meliputi kegiatan untuk memilih secara tepat saluran distribusi yang digunakan dalam rangka usaha menyalur hasil produksi ke konsumen secara efisien. masalah pemilihan saluran distribusi adalah suatu masalah yang sangat penting, sebab kesalahan dalam pemilihan ini dapat memperlambat dan bahkan memacetkan usaha penyaluran produksi ke konsumen. Dengan kata lain meskipun hasil produksi kite sudah sesuai dengan selera konsumen, kalau ternyata salur­an distribusi yang digunakan tidak mempunyai kemampuan, tidak mempunyai kegiatan, tidak mempunyai inisiatif dan kreatif, serta kurang mempunyai tanggung jawab, maka usaha untuk menyalurkan inipun mengalami kelambatan dan mungkin kemacetan.

Sebaliknya meskipun semua ini telah dipenuhi, tetapi jalur yang di tempuh saluran distribusi tersebut kurang cocok, maka keadaan inipun dapat merugikan. Misalnya suatu perusahaan telah menetapkan saluran distribusi yang menimbulkan tingkat mata rantai yang terlalu panjang pada hal tingkat keuntungan usaha sangat tipis, maka harga penjualan sampai kepada konsumen akan sangat tinggi, sehingga mengalami kemacetan dalam penjualan. Dalam hal ini biaya distribusi mendapat perhatian yang lebih banyak, bilamana perusahaan menginginkan adanya kebijaksanaan pemasaran yang terintegrasi dan efektif.

Berikut ini dikemukakan beberapa pedoman yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan salur­an distribusi yang tepat dan sudah tairang tentu pedoman ini tidak dapat kami kemukakan secara lengkap, tapi bagaimanapun pedoman ini akan banyak membantu dalam mempertimbangkannya. Pedoman-pedoman tersebut, adalah sebagai berikut:

a. Sifat Barang

Sifat barang sebenarnya dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan saluran distribusi yang dapat ditempuh. Sifat barang ini dapat berubah cepat tidaknya barang tersebut mengalami kerusakan, seperti sayur-mayur, susu segar cenderung untuk menggunakan mata rantai saluran distribusi yang pendek atau langsung.


b. Sifat Penyebarannya

Dalam pemasaran ada barang-barang tertentu yang perlu mengadakan penyebaran seluas-luasnya dan biasanya barang-barang tersebut adalah barang kebutuhan umum dan harga perunitnya rendah, serta pembelian setiap konsumen relatif kecil. Misalnya; rokok kretek dan sebagainya. Untuk barang-barang seperti itu digunakan saluran distribusi panjang.

c. Menggunakan saluran distribusi yang terlalu panjang akan menimbulkan biaya yang lebih besar, sehingga mendorong harga jual lebih tinggi, selanjutnya akan menghambat kelancaran penjualan. Dengan demikian mata ran­tai yang terlalu panjang akan menimbulkan biaya yang semakin besar. Meskipun demikian kebijaksanaan ini ter­lalu mutlak. Misalnya suatu perusahaan mempunyai omzet penjualan kecil, baik dalam unit maupun dalam rupiah, sedang penyebarannya adalah sangat luas karena merupakan kebutuhan umum.

d. Modal

Dalam menetapkan saluran distribusi baik panjang maupun pendek atau langsung, akan menimbulkan konsekwensi penyediaan modal. Sifat barang industri harus kita dorong, artinya kita mendorong barang tersebut sehingga dapat diterima oleh konsumen atau lembaga distribusi, ialah dengan jalan menjual kepada pengecer secara konsinyasi atau piutang dalam jangka waktu tertentu.


e. Tingkat Keuntungan

Karena persaingan semakin tajam, maka dapat mendorong harga penjualan menjadi lebih rendah sehingga dapat mengurangi tingkat keuntungan dari perusahaan. Berdasarkan keadaan tersebut maka makin tipis keuntungan suatu perusahaan, maka lebih cenderung menggunakan saluran distribusi yang lebih pendek atau langsung.

Kebijaksanaan Harga

 

Kebijaksanaan harga merupakan bagian penting dalam kebijaksanaan pemasaran. Pokok penting dalam menyusun kebijaksanaan harga, yaitu :

a. Perlu adanya pertimbangan terhadap tingkat laba yang harus diperoleh perusahaan. Tingkat laba ini ditetapkan, baik oleh permintaan barang di pasar maupun biaya produksi barang yang bersangkutan.

b. Bila harga tinggi, maka harga dibatasi oleh permintaan. Konsumen tidak bersedia membayar tingkat harga tertentu, kecuali barang yang bersangkutan mempunyai kelebihan-kelebihan khusus yang menarik, maka kurang dapat dibenarkan untuk menawarkan harga pada tingkat tersebut,

c. Bila harga rendah, secara teoritis harga dibatasi oleh biaya produk barang. Secara lebih tepat, perhitungan harga pokok barang akan membantu pengusaha untuk memutuskan apakah mereka dapat bersaing pada harga pokok yang sedang berlaku. Mungkin juga pengusaha dapat memutuskan bila mana harga pokok mereka lebih tinggi dari harga yang berlaku, dapatlah mereka mendemonstrasikan keunggulan barangnya daripada barang-barang saingan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka setiap perusahaan hendaknya dapat menetapkan harga yang paling tepat dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik.

Rabu, 24 Maret 2021

Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penyusunan Sistem Akuntansi

       Penyusunan sistem akuntansi untuk suatu perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor pernting, sebagai berikut :

1. Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip cepat yaitu bahwa sistem akuntansi harus mampu menyedia kan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya dapat memenuhi kebutuhan dan dengan kualitas yang sesuai informasi akuntansi.

2. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip aman yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik perusahaan.

3. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi itu harus ditekan sehingga relatif tidak mahal, dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan suatu informasi yang dibutuhkan.   

Unsur-Unsur Sistem Akuntansi

 

      Unsur-unsur dalam penyusunan sistem akuntansi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi yang membutuhkan terdiri dari :

a. Analisa sistem yang ada

Unsur-unsur ini dimaksudkan untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan sistem informasi akuntansi berlaku bagi perusahaan.

    b. Klasifikasi rekening

Untuk mencari data klasifikasi rekening beserta kodenya, baik yang ada dalam buku besar maupun buku pembantu.

     c. Jurnal

Dalam mengumpulkan data mengenai buku-buku jurnal yang digunakan dalam perusahaan termasuk mengumpulkan informasi mengenai metode pencatatan dalam buku jurnal.

     d. Prosedur    

Mencari data mengenai prosedur-prosedur yang berlaku dalam perusahaan.

   e. Akuntansi biaya

Mengumpulkan data yang berguna untuk menyusun sistem akuntansi biaya seperti jumlah departemen, proses produksi, mesin-mesin yang digunakan dalam instruksi tertulis yang ada.

     f. Formulir-formulir

Mengumpulkan semua contoh formulir yang digunakan dalam perusahaan baik untuk rekening jurnal dan bukti-bukti transaksi.                                                         

Elemen-elemen Sistem Akuntansi

 

      Elemen-elemen yang terdapat saatu sistem akuntansi ditentukan berdasarkan informasi keuangan yang dihasilkan informasi keuangan tersebut adalah informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen.

      Akuntansi keuangan disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang biasanya dalam bentuk laporan leuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Oleh karena laporan ini ditujukan pada pihak diluar perusahaan cara penyajian dan isinya diatur oleh prinsip akuntansi yang layak.

      Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasil­kan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen. Biasanya informasi yang digunakan oleh manajemen terutama berkisar pada biaya sehingga sering biaya.

      Untuk menangani kegiatan pokok perusahaan manufactur yang terdiri dari desain dan pengembangan dengan akuntansi biaya. Untuk menangani kegiatan pokok perusahaan manufactur yang terdiri dari desain dan pengembangan produk pengadaan dan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, dan penjualan produk jadi kepada pembeli, maka dirancang suatu sistem akuntansi Cecil Gillespie ditulis oleh Zaki Bardiwan (1998: 5) menyatakan bahwa sistem akuntansi terbagi beberapa bagian antara lain : 

a. Sistem akuntansi pokok

- Fomulir atau dokumen (dokumen papursal)

- J u r n a l

- Buku besar dan buku pembantu

b. Sistem penjualan dan penerimaan uang :

- Order penjualan, perintah pengiriman dan pembuatan faktur.

- H u t a n g

- Penerimaan uang dan pengawasan kredit

c. Sistem pembelian

- Order pembelian dan laporan penerimaan barang

- Distribusi pembelian dan biasa

- Hutang (voucher)

- Prosedur pengeluaran uang

Selasa, 23 Maret 2021

Pengertian Formulir dan Dokumen Akuntansi

 Dalam hubungannya dengan sistem akuntansi, formulir dan dokumen adalah blangko-blangko yang digunakan untuk mencatat dari suatu transaksi seperti faktor penjualan, voucher, formulir dan lain-lain.

      Dengan demikian, sistem yang disusun harus direncana­kan adanya formulir dan dokumen-dokumen yang cukup dan akan digunakan dalam pentatan. Suatu hal yang perlu diingat bahwa formulir dan dokumen ini mempunyai peranan yang penting dalam suatu sistem akuntansi.

      Kalau menurut M. Munandar dalam bukunya Pokok-Pokok Intermediate Accounting (2003 : 129), peranan atau kegunaan formulir dan dokumen-dokumen dalam sistem akuntansi sebagai berikut :

a. Untuk menentukan hasil kegiatan perusahaan

b. Untuk menjaga aktiva-aktiva dan hutang perusahaan

c. Untuk memerintahkan mengerjakan suatu pekerjaan

d. Untuk memudahkan penyusunan rencana kegiatan, penilaian 

Pengertian Prosedur Informasi Keuangan / Akuntansi

 Informasi keuangan atau informasi akuntansi merupakan suatu informasi yang sangat dibutuhkan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak internal perusahaan antara lain manajemen perusahaan memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui, mengawasi, menganut kepentingan untuk menjalankan perusahaan. Sedangkan pihak ekonomi yang menyangkut kreditur memerlukan informasi akuntansi dengan kredit yang diberikan kepada perusahaan.  

      Agar informasi terutama, data keuntungan perusahaan dapat di manfaatkan oleh pihak manajemen maupun kegiatan, maka data tersebut perlu disusun dalam bentuk yang sesuai dengan dengan keperluan suatu sistem yang mengatur atau dan mengetahui data akuntansi dalam perusahaan. Untuk dapat menghasilkan suatu sistem yang baik perlu adanya suatu prosedur.

      Ada beberapa ahli yang telah memberikan definisi tentang sistem dan prosedur akuntansi, antara lain Stephen A. Moscorst yang dikutip Zaki Baridwan dalam bukunya Sistem Akuntansi (1998 : 2) menyatakan bahwa sistem sebagai suatu entry (kesatuan) yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan (disebut sub sistem) yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

      Sedangkan Cole Neosechel disadur oleh Zaki Baridwan (1999 : 1) Prosedur dan Petunjuk Operasional Kegiatan, mendefisinikan sistem sebagai suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang berhubungan secara tersusun sesuai dengan suatu skhema yang menyeluruh (teringrasikan) untuk melaksanakan suatu kegiatan-kegiatan atas fungsi utama dari perusahaan.

      Zaki Baridwan Sistem dan Prosedur Akuntansi (2003 : 3) memberikan definisi sistem dan prosedur sebagai berikut, sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan disusun dengan suatu skhema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama perusahaan. Sedangkan prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan terikat (clerical) biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.

      Jadi dari definisi-definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan atau kerangka prosedur-prosedur yang merupakan urut-urutan kegiatan klerical yang meliputi kegiatan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar.

1 Elemen-elemen Sistem Akuntansi

      Elemen-elemen yang terdapat saatu sistem akuntansi ditentukan berdasarkan informasi keuangan yang dihasilkan informasi keuangan tersebut adalah informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen.

      Akuntansi keuangan disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang biasanya dalam bentuk laporan leuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Oleh karena laporan ini ditujukan pada pihak diluar perusahaan cara penyajian dan isinya diatur oleh prinsip akuntansi yang layak.

      Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasil­kan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen. Biasanya informasi yang digunakan oleh manajemen terutama berkisar pada biaya sehingga sering biaya.

      Untuk menangani kegiatan pokok perusahaan manufactur yang terdiri dari desain dan pengembangan dengan akuntansi biaya. Untuk menangani kegiatan pokok perusahaan manufactur yang terdiri dari desain dan pengembangan produk pengadaan dan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, dan penjualan produk jadi kepada pembeli, maka dirancang suatu sistem akuntansi Cecil Gillespie ditulis oleh Zaki Bardiwan (1998: 5) menyatakan bahwa sistem akuntansi terbagi beberapa bagian antara lain : 

a. Sistem akuntansi pokok

- Fomulir atau dokumen (dokumen papursal)

- J u r n a l

- Buku besar dan buku pembantu

b. Sistem penjualan dan penerimaan uang :

- Order penjualan, perintah pengiriman dan pembuatan faktur.

- H u t a n g

- Penerimaan uang dan pengawasan kredit

c. Sistem pembelian

- Order pembelian dan laporan penerimaan barang

- Distribusi pembelian dan biasa

- Hutang (voucher)

- Prosedur pengeluaran uang

2. Unsur-Unsur Sistem Akuntansi

      Unsur-unsur dalam penyusunan sistem akuntansi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi yang membutuhkan terdiri dari :

a. Analisa sistem yang ada

Unsur-unsur ini dimaksudkan untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan sistem informasi akuntansi berlaku bagi perusahaan.

    b. Klasifikasi rekening

Untuk mencari data klasifikasi rekening beserta kodenya, baik yang ada dalam buku besar maupun buku pembantu.

     c. Jurnal

Dalam mengumpulkan data mengenai buku-buku jurnal yang digunakan dalam perusahaan termasuk mengumpulkan informasi mengenai metode pencatatan dalam buku jurnal.

     d. Prosedur    

Mencari data mengenai prosedur-prosedur yang berlaku dalam perusahaan.

   e. Akuntansi biaya

Mengumpulkan data yang berguna untuk menyusun sistem akuntansi biaya seperti jumlah departemen, proses produksi, mesin-mesin yang digunakan dalam instruksi tertulis yang ada.

     f. Formulir-formulir

Mengumpulkan semua contoh formulir yang digunakan dalam perusahaan baik untuk rekening jurnal dan bukti-bukti transaksi.                                                         

3. Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penyusunan Sistem Akuntansi

      Penyusunan sistem akuntansi untuk suatu perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor pernting, sebagai berikut :

1. Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip cepat yaitu bahwa sistem akuntansi harus mampu menyedia kan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya dapat memenuhi kebutuhan dan dengan kualitas yang sesuai informasi akuntansi.

2. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip aman yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik perusahaan.

3. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi itu harus ditekan sehingga relatif tidak mahal, dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan suatu informasi yang dibutuhkan.   


Pengertian Laba

 Umumnya suatu perusahaan/bank didirikan dengan tujuan utamanya adalah bagaimana menciptakan laba semaksimall mungkin, disamping untuk mensejahterakan para anggota atau karyawannya laba merupakan suatu pendapatan yang diperoleh oleh sebuah perusahaan yang biasanya dinyatakan dalam suatu periode tertentu.

Menurut Baridwan (2000;215), Akuntansi Manajemen menyatakan bahwa keuntungan (Laba) yang dihasilkan dengan penjualan barang dan jasa jumlahnya dapat diukur dengan pembebanan yang dilakukan terhadap atas pembeli,klien atau penyewa untuk barang-barang atau jasa yang diserahkan kepada mereka.

Menurut Munawir (2002;47), Analisa Laporan Keuangan, Laba adalah Selisih pendapatan yang telah direalisasikan dengan biaya yang terjadi untuk mendapatkan pendapatan tersebut.

Sedangkan menurut Nitisemito (1999;78), menyatakan bahwa laba ialah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan modal yang digunakan dan dinyatakan dengan persen.

Defenisi yang dikemukakan para ahli maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud laba adalah: Prestasi yang dicapai perusahaan yang dinyatakan dalam persentase, setelah membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan besarnya modal yang digunakan.

Senin, 22 Maret 2021

Pengertian Pembiayaan Murabahah serta Mekanisme dan Syaratnya.

 Adapun pengertian pembiayaan murabahah menurut para ahli sebagai berikut :

Menurut Karim (2004;88), Bank Islam. Murabahah, yang berasal dari Ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementa nasabah bertindak sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (Margin). 

Menurut Zulkifli (2003;90), Perbankan Syariah Panduan Praktis. Transaksi Murabahah adalah skim dimana bank bertindak selaku penjual disatu sisi, dan disisi lain bertindak selaku pembeli. Kemudian bank akan menjualnya kembali kepada pembeli dengan harga beli ditambah margin (Ribhun) yang disepakati.

Menurut Habib Nazir dan Hassanuddin (2004;403), Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah. Murabahah adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Dari transaksi tersebut bank mendapatkan keuntungan jual beli yang disepakati bersama. Atau Murabahah adalah jasa pembiayaan oleh bank melalui transaksi jual beli dengan nasabah dengan cara cicilan. Dalam hal ini bank membiayai pembelian barang yang dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli barang tersebut dari pemasok kemudian menjualnya kepada nasabah dengan menambahkan biaya keuntungan (Cost-Plus Profit) Dan ini dilakukan melalui perundingan terlebih dahulu antara bank dengan nasabah yang bersangkutan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan pembiayaan murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli, dengan penentuan harga jual yaitu harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (Margin), sesuai dengan kesepakatan antara pihak bank dengan nasabah.

Adapun mekanismenya sebagai berikut:

1. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

2. Bank menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya pembelian dilakukan secara hutang.

3. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntunganya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahukan secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.

4. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

5. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.


Adapun Persyaratan Murabahah

Persyaratan Murabahah yaitu:

1) Bank dan nasabah harus mengadakan akad murabahah yang bebas riba.

2) Barang yang diperjual-belikan tidak termasuk kategori yang diharamkan oleh syariat islam.

3) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

4) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (Pemesan) dengan harga jual senilai harga perolehan ditambah keuntungannya.

5) Nasabah membayar harga yang disepakati sesuai jangka waktu yang disepakati.

6) Bank dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad melalui perjanjian tambahan dengan nasabah.

7) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank.

8) Jika bank menerima permintaan nasabah akan suatu barang atau aset, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesan tersebut dan bank harus menyempurnakan jual beli yang sah dengan pedagang tersebut.

Syarat sah pembiayaan murabahah terdiri dari :

1) Pihak yang melakukan akad harus cakap hukum (Baligh/dewasa) dan saling ridho (tanpa paksaan).

2) Barang (objek yang dibiayai) adalah:

a) Barang itu ada meskipun tidak ditempat

b) Barang itu milik sah penjual/bank

c) Tidak termasuk kategori yang diharamkan sebagai objek jual beli.

d) Barang tersebut sesuai dengan pernyataan penjual.



3) Harga dan keuntungan

 Harga dan keuntungan yang dimaksud adalah:

a) Harga jual bank adalah harga perolehan ditambah keuntungan.

b) Keuntungan yang diminta bank harus diketahui oleh nasabah.

c) Harga jual beli tidak boleh berubah selama masa perjanjian.

d) Sistem pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama.

c. Jaminan dalam Murabahah

Pengambilan jaminan dalam murabahah dibolehkan agar nasabah serius dengan pesananya. Artinya bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang.

d. Hutang dalam Murabahah

1. Secara prisif, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dan pihak ketiga atas barang tersebut.

2. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsurannya.

3. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah harus tetap menyelesaikan hutangnya sesuai kesepakatan awal.

e. Penundaan pembayaran dalam murabahah

1. Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian hutangnya.

2. Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

3. Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan hutangnya, bank harus menunda tagihan hutang sampai ia menjadi sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan.


Pengertian Bank Syariah

 



Perbankan Syariah dalam peristilahan Internasional dikenalkan sebagai Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest-Free Banking. Peristilahan dengan menggunakan kata Islamic tidak dapat dilepaskan dari asal – usul sistem perbankan Syariah itu sendiri bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank Syariah secara umum adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Adapun pengertian Bank Syariah menutut para ahli.
Menurut Yumanita (2005;4), mengemukakan bahwa Bank Syariah adalah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai islam, khususnya yang bebas dari bunga (Riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian (Maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (Gharar), prinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal.
Muhammad (2000;13), Manajemen Bank Syariah. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip Syariat Islam.
Habib Nazir dan Hasanuddin (2004 ; 74), Ensiklopedii Ekonomi dan Perbankan Syariah. Bank Syariah adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran yang sesuai dengan syariat Islam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bank syariah adalah merupakan lembaga intermediasi yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai islam, khususnya yang bebas dari bunga (Riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian (Maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (Gharar), prinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal.
1.    Fungsi dan peranan Bank Syariah
Adapun Fungsi dan peranan Bank Syariah adalah :
a.    Manager investasi, sebagai pengelola investasi atas dana yang dimiliki oleh pemilik dana.
b.    Investor, sebagai penerima amanah untuk melakukan investasi atas dana-dana yang dipercayakan oleh pemegang rekening investasi / deposan atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kebijakan bank.
c.    Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, Bank Syariah dapat melakukan kegiatan jasa-jasa lainnya sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah.

2.    Perbedaan Bank Islam / Syariah dan Bank Konvensional.
Adapun pebedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional dilihat dari beberapa aspek. Perbedaan itu dapat dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 1
Perbedaan Bank Islam/Syariah dan Bank Konvensional

Perbedaan
Bank Islam / Syariah
Bank Kovensional
1.  Fungsi dan Peran
a.  Agen investasi/manager investasi.
b.  Hubungan dengan nasabah adalah hubungan kemitraan.
a. Penyedia jasa/lalu lintas pembayaram.
b. Hubungan bank dengan nasabah adalah kreditur
2.  Landasan Operasional
a.  Uang sebagai alat tukar bukan komuditas.

b.  Bunga dalam berbagai bentuk dilarang
a.  Uang sebagai komoditi yang diperdagangkan.
b.  Bunga sebagai instumen imbalan terhadap pemilik uang yang ditetapkan dimuka.
3.  Resiko Usaha
a.  Dihahapi bersama antara bank dengan nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran.
b.  Tidak mengenal kemungkinan terjadinya selisih (Negatif Spread)
a.  Resiko bank tidak terkait langsung dengan debitur

b.  Kemungkinan terjadi selisih negatif antara pendapatan bunga dan beban bunga
4.  Sistem Pengawasan
 Adanya dewan pengawas Syariah untuk memastikan operasional bank tidak menyimpang dari syariah disamping tuntutan moralitas pengelola Bank.
Aspek moralitas seringkali terlanggar karena tidak ada nilai-nilai religius yang mendasari operasional.

3.    Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Islam mendorong praktek bagi hasil serta mengharamkan riba. Keduanya sama-sama memberi keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Perbedaan itu dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini :
Tabel 2
Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil

Bunga
Bagi Hasil
a.    Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.
a.    Penentuan besarnya rasio / nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi
b.    Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.
b.    Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.
c.    Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi
b.    Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
d.    Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”
c.    Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.
e.    Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama termasuk islam.
e.    Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.

Pengertian Bank Umum

 Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 1998 pada tanggal 10 November tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut Kasmir (2000;11), Manajemen Perbankan. Mendefinisikan Bank Umum adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006;1), Dasar-Dasar Perbankan mengemukakan bahwa Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Dari definisi menurut literatur yang ada dapat disimpulkan bahwa bank umum adalah lembaga keuangan baik yang berprinsip konvensional maupun syariah, yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, kemudian menyalurkannya dalam bentuk kredit atau yang disamakan dengan itu, serta menyediakan jasa-jasa fasilitas lainnya.

Minggu, 21 Maret 2021

Jenis-Jenis Pembiayaan Murabahah

 

a. Murabahah Konsumtif Multiguna (MKM) adalah pembiayaan bagi pegawai, pegusaha utuk pembelian berbagai barang yang tidak bertentangan Undang-Undang/Hukum yang berlaku dan tidak termasuk yang diharamkan syariat islam.

1) Murabahah Konsumtif Rumah (MKR) adalah Murabahah untuk pembelian rumah tinggal.

2) Murabahah Konsumtif Kendaraan (MKK) adalah Murabahah Konsumtif untuk pembelian kendaraan bermotor.

3) Murabahah Konsumtif Pegawai (MKP) adalah pembiayaan bagi pegawai/karyawan suatu perusahaan, lembaga, instansi untuk pembelian berbagai jenis barang (kecuali kendaraan bermotor) yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang/Hukum yang berlaku serta tidak diharamkan.

4) Murabahah Usaha Kecil (MUK) adalah jenis pembiayaan murabahah untuk keperluan produktif/usaha kecil.

b. Rukun pada pembiayaan Murabahah

Rukun Murabahah yaitu:

1) Penjual/Bank (Ba’i)

2) Pembeli/Nasabah (Mustariy)

3) Barang yang diperjual belikan (Mabi’)

4) Harga Jual (Tsaman)

5) Ijab qabul (Shighat) yang dituangkan dalam bentuk akad pembiayaan.


Pengertian Pembiayaan dan Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syariah


Pada dasarnya fungsi utama Bank Syariah tidak jauh beda dengan bank konvensional yaitu menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali atau lebih dikenal sebagai fungsi intermediasi. Dalam prakteknya bank syariah menyalurkan dana yang diperolehnya dalam bentuk pemberian pembiayaan, baik itu pembiayaan modal usaha maupun untuk komsumsi.

Adapun pengertian pembiayaan menurut berbagai litertur yang ada sebagai berikut, Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Menurut M. Syafii Antonio. (2001;160), Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.

Menurut Muhammad (2002;260), Manajemen Bank Syariah. Pembiayaan dalam secara luas diartikan sebagai pendanaan yang di keluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. 

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk mendukung investasi yang telah direncanakan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Menurut Muhammad (2002;91), Manajemen Bank Syariah. Penyaluran dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaanya yaitu:

1. Pembiayaan dengan prinsip Jual Beli ( Ba’i )

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (Transfer Of Property) Tingkat keuntungan ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.

Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu penyerahan yakni sebagai berikut:

a. Pembiayaan Murabahah

b. Pembiayaan Salam

c. Pembiayaan Istisnah

2. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa (Ijarah)

Transaksi Ijarah dilandasi oleh adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip Ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksi adalah jasa.

Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakan kepada nasabah.

3. Prinsip Bagi Hasil

Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil adalah sebagai berikut :

1) Pembiayaan Musyarakah

2) Pembiayaan Mudharabah

4. Pembiayaan Dengan Akad Pelengkap

Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, tetapi di tujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, meskipun tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Adapun jenis-jenis akad pelengkap ini adalah sebagai berikut:

1) Hiwalah (Alih Hutang-Piutang)

2) Rahn (Gadai)

3) Qardh

4) Wakalah (Perwakilan)

5) Kafalah (Garansi Bank)

Sedangkan menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu:

a. Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

b. Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang dipergunakan untuk memenuhi konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

Pentingnya Penetapan Harga Pokok

 Sumarni dalam bukunya Pengantar Bisnis (2000:414), mengemukakan bahwa harga pokok adalah jumlah biaya seharusnya untuk memproduksi suatu barang ditambah biaya seharusnya lainnya sehingga barang itu sampai di pasar.

Sedangkan menurut Soemita dalam bukunya Biaya Dan Harga Pokok (1997:81), harga pokok adalah seluruh pengorbanan atau biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi sehingga barang tersebut menjadi barang jadi. Hal ini oleh karena perhitungan harga pokok tidak boleh ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan politik harga, akan tetapi harga pokok itu harus merupakan salah satu dasar untuk melaksanakan politik harga.

Oleh karena harga itu dalam segala hal merupakan dasar untuk pembentukan harga. Harga pokok merupakan dasar yang paling penting dalam politik harga, karena harga pokok ini menunjukkan pengorbanan pada saat pertukaran. Ada kalanya harga jual ditetapkan lebih rendah dari pada harga pokoknya karena pada waktu itu dari sekian banyaknya penjualan mengadakan diskriminasi harga atau penurunan harga pasar, sehingga barang-barang itu hanya dapat dijual dengan harga yang rugi.

Perlu kiranya diperhatikan bahwa walaupun diskriminasi harga, akan tetapi tetap diperhatikan harga pokok produk. Disamping itu perlu juga diketahui tidak semua kejadian, dimana pada satu jenis barang pada saat yang sama dijual dengan harga yang berbeda, dapat disebut adanya diskriminasi harga. Perbedaan harga ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan tanggung jawab dari pada pembeli terhadap terjadinya biaya-biaya dalam pengeluaran berbeda.

Jika dengan harga pokok yang sama dari prestasi yang diserahkan barang-barang atau jasa-jasa diperhitungkan harga yang berbeda kepada macam-macam pembeli, baik berdasarkan perbedaan daya beli (asas daya pikul) maupun berdasarkan faedah dari prestasi itu (asas kefaedahan). Pada politik harga ini diikutsertakan juga konsumen yang membayar harga yang tidak sama dengan harga pokok dan terdapat pula pembeli yang membayar harga lebih tinggi, sehingga penjual itu diuntungkan. Pada pertimbangan-pertimbangan itu harga pokok disini masih mempunyai arti, walaupun kalkulasi biaya-biaya dapat memberikan tambahan yang bernilai sebagai bahan informasi yang diperlukan guna mengambil keputusan.

Menurut Soemita dalam bukunya Biaya Dan Harga Pokok (1997:84), dalam ilmu ekonomi sosial khususnya peninjauan biaya dalam ilmu ekonomi perusahaan pada taraf pertama dapat diatasi jika mengetahui bahwa:

1. Kalkulasi marginal dan perhitungan biaya-biaya diferensial tidak boleh disamakan (disatukan).

2. Biaya-biaya marginal sama sekali bukan merupakan harga pokok sebagai pengorbanan pada saat penukaran.

3. Memang ada harga pokok diferensial yang berlaku untuk penambahan insidentil kepada produksi yang sudah ada, akan tetapi bukan harga pokok marginal.

4. Hasil penjualan batas dan harga merupakan dua jumlah-jumlah yang berbeda satu sama lain, jadi hasil penjualan batas tidak sama dengan harga jual.

5. Minimalisasi biaya yang tidak identik maksimalisasi laba.

Menurut pendapat diatas konsep marginal untuk keperluan analisa ekonomi merupakan pemikiran yang logis dan tidak ingin dimasukkan dalam golongan marginal, karena analisa marginal dalam abstraksinya tidak terdapat penyimpangan dari kenyataan dan kecuali juga terlalu menyebelah dari cara pembatasannya, sehingga untuk keperluan praktek dalam kehidupan perusahaan tidak mempunyai yang nyata, akan tetapi walaupun bagaimana juga analisa marginal dan kalkulasi biaya-biaya diferensial, perhitungan harga pokok integral masing-masing dapat dibedakan dalam pengertian khususnya, maka baik pandangan secara teoritis dalam masalah ekonomi, maupun untuk pembentukan kebijaksanaan dalam praktek akan banyak yang akan dicapai.

Kamis, 18 Maret 2021

Pengertian Harga Pokok Penjualan

 Pengertian harga pokok penjualan menurut Syafaruddin Alwi dalam bukunya Alat-Alat Analisa Dalam Pembelanjaan, (1997:98) bahwa harga pokok penjualan adalah hasil perkalian antara perputaran persediaan dengan rata-rata persediaan selama satu periode tertentu.

Sedangkan pengertian harga pokok penjualan menurut Drs. Fauzi dalam bukunya Kamus Akuntansi Praktis, (1998:84) bahwa harga pokok penjualan adalah total harga pokok penjualan barang selama periode tertentu, yang dihitung secara menjumlahkan harga pokok pembelian dari barang-barang yang dibeli dalam periode tersebut dengan harga pokok barang-barang yang ada pada awal periode tersebut, kemudian mengurangi hasilnya dengan harga pokok dari barang-barang yang tersisa pada akhir periode yang sama.

Kebijaksanaan dan Strategi Pemasaran

 Dalam strategi, tujuan-tujuan perusahaan ditetapkan secara garis besar, sedangkan di dalam kebijaksanaan disusun secara terperinci apa-apa yang harus dilaksanakan, agar apa yang disusun secara terperinci di dalam strategi dapat terlaksana, termasuk rencana atau program yang akan datang.

Strategi yang telah disusun tidak akan berubah lagi kecuali terjadinya perubahan pokok dalam dunia usaha di mana perusahaan beroperasi. Kebijaksanaan dapat dirubah tanpa adanya perubahan strategi, tetapi perubahan ini diadakan untuk mengimbangi beberapa perubahan yang terjadi pada pasar, teknologi industri, ekonomi, persaingan dan sebagainya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa strategi adalah pernyataan dari tujuan, sedangkan kebijaksanaan adalah untuk mengusahakan agar tujuan dapat menjadi kenyataan.

Menurut Kotler Philip dalam bukunya Manajemen Pemasaran (1991:132), dalam menyusun kebijaksanaan dan strategi pemasaran yang perlu diperhatikan adalah:

1. Kebijaksanaan Produksi

Kebijaksanaan produksi ini meliputi kebijaksanaan yang berhubungan dengan:

a. Luasnya Pasar

Setiap perusahaan hendaknya meramalkan luasnya pemasaran dari barang yang akan diproduksikan. Luas pemasaran ini harus selalu dihubungkan dengan kemampuan modal yang selalu dihubungkan dengan kemampuan modal yang dapat disediakan serta fasilitas-fasilitas lain dari perusahaan tersebut.

b. Tingkat Persaingan

Setiap perusahaan harus pula mengetahui, luas, sifat, dan efektifitas persaingan yang harus diatasinya. Demikian halnya pemasaran, sebagai contoh; beberapa perusa­haan yang muncul dalam bidang usaha yang sama seperti penjualan telur, di mana penjualan telur tersebut mempunyai saingan produksi perusahaan, dan sebaliknya produksi telur mempunyai saingan pada perusahaan lain serta faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persa­ingan di dalam merebut konsumen.

c. Kemampuan Tehnis

Khusus kemampuan pembuatan barang yang akan diproduksikan harus betul-betul diperhatikan. Hal ini sangat penting sebab tipe dan kualitas barang yang akan dihasilkan/diproduksi adalah sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan.

2. Kebijaksanaan Penjualan

Tugas utama dari pemasaran adalah penjualan, ini berhubungan dengan kebijaksanaan dan metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan penjualan dengan baik, apakah dilaksanakan oleh produsen ataukah oleh pengecer. Dengan kata lain tujuan utama dari tugas marketing adalah memberikan kepada konsumen barang-barang yang mereka inginkan dalam jumlah yang tepat dan harga yang pantas. Dan hanya mungkin dilaksanakan dengan baik, jika ada suatu kebijaksanaan penjualan yang tepat.

Berikut ini dikemukakan beberapa metode yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penjualan untuk menciptakan permintaan dan pembeli, diantaranya ialah:

a. Personal Selling

Personal selling meliputi penjualan langsung dari penjual kepada pembeli, ini adalah metode tertua yang digunakan dalam penjualan. Bentuk personal selling ini. juga bermacam-macam diantaranya:

Across the centre selling, yaitu penjualan yang digu­nakan oleh toko-toko pengecer.

House to house selling, yaitu penjualan dengan menjajahkan dari rumah ke rumah.

Penjual-penjual yang digunakan oleh whole seller untuk mendatangi retailer.

Penjual-penjual yang digunakan oleh manufacturer untuk mengunjungi whole seller dan retailer.

Engineering triend salesman, yaitu penjual-penjual yang digunakan untuk menjual barang-barang tertentu, yang mempunyai keahlian teknis, misalnya untuk penju­alan barang-barang tertentu, yang mempunyai keahlian teknis misalnya untuk penjualan barang-barang instalasi, mesin-mesin dan lain-lain.

b. Telephone selling

Kegiatan marketing kini telah semakin berkembang sehingga marketing dalam usaha kebijaksanaan untuk meningkatkan penjualan telah banyak menggunakan cara-cara penjualan dengan menggunakan jasa telepon. Cara-cara penjualan ini dilakukan secara tepat bilamana ada suatu perencanaan dan pelaksanaan yang tepat pula.

c. Advertising

Penjualan dengan advertising telah berkembang dan telah diakui sebagai alat pemasaran yang dapat memberikan gambaran atau bantuan yang berharga kepada para pembeli. Disamping itu juga adversity melaksanakan fungsi sebagai alat pemasaran, yaitu:

- Membantu memperkenalkan new product dalam pemasaran.

- Membantu dalam usaha memperluas proses barang-barang untuk produksi.

- Membantu memilih atau mendapatkan saluran-saluran distribusi yang diinginkan.

- Dapat memberikan informasi yang berguna bagi pembeli potensial dalam meningkatkan penjualan.

3. Kebijaksanaan Distribusi

Bidang kegiatan yang dipelajari dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran adalah distribusi hasil produksi. hal ini meliputi kegiatan untuk memilih secara tepat saluran distribusi yang digunakan dalam rangka usaha menyalur hasil produksi ke konsumen secara efisien. masalah pemilihan saluran distribusi adalah suatu masalah yang sangat penting, sebab kesalahan dalam pemilihan ini dapat memperlambat dan bahkan memacetkan usaha penyaluran produksi ke konsumen. Dengan kata lain meskipun hasil produksi kite sudah sesuai dengan selera konsumen, kalau ternyata salur­an distribusi yang digunakan tidak mempunyai kemampuan, tidak mempunyai kegiatan, tidak mempunyai inisiatif dan kreatif, serta kurang mempunyai tanggung jawab, maka usaha untuk menyalurkan inipun mengalami kelambatan dan mungkin kemacetan.

Sebaliknya meskipun semua ini telah dipenuhi, tetapi jalur yang di tempuh saluran distribusi tersebut kurang cocok, maka keadaan inipun dapat merugikan. Misalnya suatu perusahaan telah menetapkan saluran distribusi yang menimbulkan tingkat mata rantai yang terlalu panjang pada hal tingkat keuntungan usaha sangat tipis, maka harga penjualan sampai kepada konsumen akan sangat tinggi, sehingga mengalami kemacetan dalam penjualan. Dalam hal ini biaya distribusi mendapat perhatian yang lebih banyak, bilamana perusahaan menginginkan adanya kebijaksanaan pemasaran yang terintegrasi dan efektif.

Berikut ini dikemukakan beberapa pedoman yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan salur­an distribusi yang tepat dan sudah tairang tentu pedoman ini tidak dapat kami kemukakan secara lengkap, tapi bagaimanapun pedoman ini akan banyak membantu dalam mempertimbangkannya. Pedoman-pedoman tersebut, adalah sebagai berikut:

a. Sifat Barang

Sifat barang sebenarnya dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan saluran distribusi yang dapat ditempuh. Sifat barang ini dapat berubah cepat tidaknya barang tersebut mengalami kerusakan, seperti sayur-mayur, susu segar cenderung untuk menggunakan mata rantai saluran distribusi yang pendek atau langsung.


b. Sifat Penyebarannya

Dalam pemasaran ada barang-barang tertentu yang perlu mengadakan penyebaran seluas-luasnya dan biasanya barang-barang tersebut adalah barang kebutuhan umum dan harga perunitnya rendah, serta pembelian setiap konsumen relatif kecil. Misalnya; rokok kretek dan sebagainya. Untuk barang-barang seperti itu digunakan saluran distribusi panjang.

c. Menggunakan saluran distribusi yang terlalu panjang akan menimbulkan biaya yang lebih besar, sehingga mendorong harga jual lebih tinggi, selanjutnya akan menghambat kelancaran penjualan. Dengan demikian mata ran­tai yang terlalu panjang akan menimbulkan biaya yang semakin besar. Meskipun demikian kebijaksanaan ini ter­lalu mutlak. Misalnya suatu perusahaan mempunyai omzet penjualan kecil, baik dalam unit maupun dalam rupiah, sedang penyebarannya adalah sangat luas karena merupakan kebutuhan umum.

d. Modal

Dalam menetapkan saluran distribusi baik panjang maupun pendek atau langsung, akan menimbulkan konsekwensi penyediaan modal. Sifat barang industri harus kita dorong, artinya kita mendorong barang tersebut sehingga dapat diterima oleh konsumen atau lembaga distribusi, ialah dengan jalan menjual kepada pengecer secara konsinyasi atau piutang dalam jangka waktu tertentu.


e. Tingkat Keuntungan

Karena persaingan semakin tajam, maka dapat mendorong harga penjualan menjadi lebih rendah sehingga dapat mengurangi tingkat keuntungan dari perusahaan. Berdasarkan keadaan tersebut maka makin tipis keuntungan suatu perusahaan, maka lebih cenderung menggunakan saluran distribusi yang lebih pendek atau langsung.

4. Kebijaksanaan Harga

Kebijaksanaan harga merupakan bagian penting dalam kebijaksanaan pemasaran. Pokok penting dalam menyusun kebijaksanaan harga, yaitu :

a. Perlu adanya pertimbangan terhadap tingkat laba yang harus diperoleh perusahaan. Tingkat laba ini ditetapkan, baik oleh permintaan barang di pasar maupun biaya produksi barang yang bersangkutan.

b. Bila harga tinggi, maka harga dibatasi oleh permintaan. Konsumen tidak bersedia membayar tingkat harga tertentu, kecuali barang yang bersangkutan mempunyai kelebihan-kelebihan khusus yang menarik, maka kurang dapat dibenarkan untuk menawarkan harga pada tingkat tersebut,

c. Bila harga rendah, secara teoritis harga dibatasi oleh biaya produk barang. Secara lebih tepat, perhitungan harga pokok barang akan membantu pengusaha untuk memutuskan apakah mereka dapat bersaing pada harga pokok yang sedang berlaku. Mungkin juga pengusaha dapat memutuskan bila mana harga pokok mereka lebih tinggi dari harga yang berlaku, dapatlah mereka mendemonstrasikan keunggulan barangnya daripada barang-barang saingan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka setiap perusahaan hendaknya dapat menetapkan harga yang paling tepat dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik.

5. Kebijaksanaan Advertising dan Sales Promotion

Dengan kebijaksanaan advertising dan sales promotion, perusahaan mengharapkan penjualan akan dapat dinaikan, dan bagi perusahaan yang sudah berjalan baik, dengan kegiatan ini diharapkan agar omzet penjualan yang telah pernah dicapai dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan. Agar kegiatan advertising dan sales promotion dapat mencapai sasaran dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya, maka sebelum mengadakan advertising dan sales promotion perusahaan hendaknya mengadakan perencanaan dengan baik dan dengan mempertimbangkan segala faktor yang mempunyai kaitan dengan kegiatan ini, sehingga advertising dan sales promotion yang dilaksanakan betul-betul sukses.

Dalam melaksanakan advertising dan sales promotion, diperlukan faktor-faktor yang merupakan persyaratan, diantaranya:

a. Perusahaan harus berusaha agar konsumen dalam membeli barang, memilih barang dengan merek/cap tertentu, dan untuk itu perlu ditimbulkan loyalitas, kepercayaan, kemantapan, kebanggaan terhadap merek atau cap tersebut.

b. Persyaratan kwalitas

Dalam melaksanakan advertising dan sales promotion, perusahaan mengharapkan agar omzet penjualan dapat dinaikan dengan jalan menarik konsumen-konsumen baru. Oleh karena itu persyaratan dalam melaksanakan adverti­sing dan sales promotion adalah kwalitas dari barang yang dipromosikan tersebut jangan sampai mengecewakan konsumen.

c. Persyaratan harga

Dalam melaksanakan advertising dan sales promotion, harga harus diperhatikan, sebab apabila harga yang ditetapkan terlalu tinggi misalnya, sehingga tidak sesuai dengan kwalitas barang yang dijual, maka akan dapat pula mengecewakan pembeli/konsumen. Untuk meyakini bahwa harga yang sudah ditetapkan tepat, maka perusahaan dapat mencobanya dahulu sebelum melaksanakan advertising dan sales promotion.

d. Persyaratan modal

Hal ini berarti belum melaksanakan advertising dan sales promotion perusahaan harus mempertimbangkan modal yang dapat disediakan, sebab kadang-kadang modal untuk sales promotion tidak kecil. Sebetulnya pertimbangan tentang modal, tidak hanya modal untuk melaksanakan ad­vertising dan sales promotion, tetapi juga modal kerja untuk memproduksi barang tersebut. Misalnya dengan adanya kegiatan advertising dan sales promotion, omzet penjualan dapat ditingkatkan akan tetapi perusahaan ti­dak mampu menaikan kapasitas produksi sesuai dengan pertambahan permintaan, karena perusahaan kekurangan akan modal tenaga kerja.

6. Kebijaksanaan Distribusi Fisik

Dimaksudkan adalah sarana yang memindahkan barang secara fisik dari suatu tempat ke tempat lain dan menambahkan nilai suatu barang dengan jalan memindahkan, maka dapat menyebabkan place utility. Kegiatan distribusi fisik merupakan suatu aktifitas yang dapat mempengaruhi kelancaran arus barang dari produsen ke konsumen, sehingga masalah pengangkutan ini tidak boleh diabaikan. Suatu perusahaan harus memilih beberapa alternatif diantara sarana pengangkutan yang ada dalam masyarakat yang menurut per­timbangan dapat menimbulkan tingkat efisiensi yang paling tinggi bagi perusahaan, meskipun demikian belum mendapatkan pedoman yang dapat dipakai dalam memilih sarana pengangkutan yang sangat tepat. Untuk itu perlu adanya pedoman-pedoman tertentu yang dapat dipakai sebagai pertimbangan-pertimbangan, yaitu:

a. Biaya

Antara sarana pengangkutan yang satu dengan yang lain dapat menimbulkan perbedaan biaya atau tarif. Misalnya tarif angkutan dengan menggunakan kapal terbang adalah yang termahal sedangkan angkutan darat yang terendah. Oleh karena itu harus dilihat dari sudut mana dalam pengangkutan yang harus diutamakan. Mungkin suatu barang yang diutamakan adalah kecepatan dalam pengangkutan, sedangkan barang yang lain mungkin biaya yang harus diutamakan.

b. Kecepatan

Suatu perusahaan yang mengutamakan kecepatan dalam penyampaian barangnya, tidaklah berarti bahwa perusaha­an harus memilih sarana pengangkutan yang paling cepat dalam masyarakat, sebab pengangkutan yang lebih cepat mempunyai kecendrungan biaya yang lebih besar. Namun untuk lebih mempercepat sampainya barang, maka akan lebih baik jika perusahaan berusaha mengadakan sarana pengangkutan sendiri.

c. Keamanan

Perusahaan yang mengutamakan keamanan dari pada kecepatan biasanya perusahaan yang volume usaha/ barangnya kecil dan timbangannya ringan serta harga dan nilainya tinggi. Untuk mengangkut barang-barang semacam ini faktor keamanan betul-betul diperhatikan, sebab kehilangan atau kerusakan dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar. Sebenarnya suatu sarana pengangkutan yang paling baik adalah yang cepat, murah dan aman.


7. Anggaran Penjualan

Pembuatan anggaran belanja merupakan cara terbaik untuk merencanakan, mengawasi dan mengkoordinasi aktifitas-aktifitas dari berbagai bagian pada suatu perusahaan. Bagian produksi harus dikoordinasi dengan bagian penjual­an. Untuk melakukan pekerjaan ini diperlukan suatu mekanisme, karena adanya anggaran belanja dapat merupakan suatu alat koordinasi yang sangat baik. Dengan adanya anggaran belanja bagian penjualan, bagian produksi dapat merencanakan outputnya dengan lebih teliti. Tetapi tanpa bagian penjualan memberitahukan manajer bagian produksi mengenai keperluan yang diperkirakan maka bagian produksi tidak mempunyai gambaran mengenai berupa banyak barang yang harus di produksi.

Pembuatan anggaran belanja juga memungkinkan bagian keuangan merencanakan beban-beban keuangan di masa mendatang. Tanpa adanya ramalan mengenai berapa penjualan barang dan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian bahan-bahan, biaya-biaya tenaga kerja, dan berapa biaya pemasaran, maka bagian keuangan tidak mungkin mengetahui berapa banyak uang yang diperlukan selama periode-periode peredaran konversi. Anggaran belanja bagian penjualan memungkinkan pengawasan mempertimbangkan berapa banyak uang yang diperlukan perusahaan untuk membiayai account receivable, inventarisasi dan berbagai biaya eksploitasi.

Dari sekian poin kebijaksanaan dan strategi pemasaran yang telah dikemukakan di atas, yang merupakan kebijak­sanaan dan strategi pemasaran yang sangat penting bagi pengembangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Dan dari ke tujuh poin tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena merupakan satu kesatuan di dalam suatu organisasi perusahaan.

Jika suatu perusahaan memperhatikan dan menyimak serta menjalankan isi dari kebijaksanaan dan strategi pe­masaran tersebut, maka tujuan yang akan dicapai perusahaan akan dipenuhi.

Selanjutnya banyak perusahaan yang mempunyai jenis produksi yang sama tidak dapat bertahan lama, karena peru­sahaan tersebut tidak dapat bersaing dan mempunyai strategi pemasaran yang kurang efektif serta kebijaksanaan yang diambil kurang memungkinkan.

Pengertian Kebijaksanaan Harga

 Kebijaksanaan penetapan harga adalah merupakan salah satu unsur yang terpenting dan utama bagi perusahaan dalam menentukan atau melaksanakan strategi pemasaran dalam upaya untuk meningkatkan penjualan. Di mana harga suatu barang merupakan penghubung antara pembeli (konsumen) dengan pihak penjual (produsen) yang turut menentukan terjadinya transaksi pembelian, dan juga harga merupakan ukuran panting untuk mengetahui berapa besar nilai suatu barang dan jasa dan merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu barang dan jasa laku di pasaran.

Menurut George A. Steiner Dan John B. Miner dalam bukunya Kebijakan Dan Strategi Manajemen (1997;22) Kebijaksanaan umumnya dianggap sebagai pedoman untuk bertindak atau saluran untuk berpikir. Secara lebih khusus kebijaksanaan adalah pedoman untuk melaksanakan suatu tindakan.

Kebijaksanaan biasanya berlangsung lama, nyatanya kebijaksanaan cendrung untuk berlaku terlalu lama tanpa peninjauan dan penyempurnaan. Sampai batas tertentu kebijaksanaan pada umumnya dirumuskan pada pandangan jauh ke depan. Kebijaksanaan mengarahkan tindakan untuk mencapai sasaran atau tujuan. Kebijaksanaan menjelaskan bagaimana cara pencapaian tujuan dengan menentukan petunjuk yang harus diikuti. Kebijaksanaan ini dirancang untuk menjamin konsistensi tujuan dan untuk menghindari keputusan yang berwawasan sempit dan berdasarkan kelayakan.

Kebijaksanaan perusahaan dapat didefinisikan sebagai pernyataan keinginan dan kehendak manajemen untuk mengatur kegiatan guna mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Prof. S. H. Rewoldt, Prof. J. D. Scott, Dan Prof. M. R. Warshaw lebih di jelaskan lagi dalam bukunya Strategi Harga Dalam Pemasaran (2002:45), menyebutkan kebijaksanaan harga itu adalah instrumen promosi dan hendaklah dianggap sebagai alat perusahaan untuk melaksanakan strategi pemasaran yang menyeluruh. Kebijaksanaan harga itu mengubah harga ataupun mempertahankan harga.

Rabu, 17 Maret 2021

AKUNTANSI Untuk PERUBAHAN HARGA TEORI AKUNTANSI

 RERANGKA AKUNTANSI POKOK

            Telah dibahas di bab sebelum ini bahwa akuntansi harus mempunyai rerangka akuntansi pokok untuk memproses data dasar. Data dasar harus dipertahankan keutuhan atau integritasnya untuk merunut dengan seksama riwayat transaksi. Rerangka akuntansi pokok akan menghasilkan statement keuangan dasar.


Masalah Akuntansi

            Sebagai data dasar, dalam kondisi perubahan harga akuntansi kos hitoris menghadapi tiga masalah fundamental yang berkaitan dengan :

1. Masalah penilaian.

      Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah.

2. Masalah unit pengukur.

      Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagi pengukur niali tidak bersifat homogenus lagi kalau dikaitkan dengan waktu.

3. Masalah pemertahanan capital

      Dalam konsep ini, laba adalah kenaikan kapital dalam suatu periode yang dapat di distribusi atau dinikmati setelah kapital awal dipertahankan.


Pos-pos Moneter dan Nonmoneter

Pos-pos moneter

            Terdiri atas :

1. Aset moneter.

            Adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkannya dengan harga masa datang barang dan jasa tertentu.


2. Kewajiban moneter.

                  Adalah keharusan untuk membayar hutang di masa mendatang dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti.


Pos-pos nonmoneter

            Terdiri atas :

1. Aset nonmoneter

                        Adalah aset yang mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli.

2. Kewajiban nonmoneter

                  Adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan.

           

Perubahan Harga

            Adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan dan keluaran).

Ditinjau dari karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada 3 jenis perubahan harga yaitu :

1. Perubahan harga umum.

· Inflasi dan daya beli uang.

· Implikasi akuntansi.

· Interpretasi untung/rugi daya beli.

2. Perubahan harga spesifik.

· Implikasi akuntansi.

· Interpretasi untung/rugi penahanan.

3. Perubahan harga relatif.

            Tiga model akuntansi perubahan harga yang utama yaitu :

· Akuntansi daya beli konstan.

      Tujuannya adalah mempertahankan capital atas dasar daya beli. Dengan daya beli sebagai basis pengukuran, diharapkan perusahaan mampu mempertahankan sumber ekonomiknya untuk membeli barang dan jasa dan berlangsung terus dalam suatu kondisi perekonomian tertentu.

· Akuntansi kos sekarang

Tujuannya adalah mengukur laba suatu periode dengan mempertahankan capital semula. Dalam kaitannya dengan akuntansi kos sekarang dalam arti luas adalah kos pengganti (masukan), nilai jual sekarang (keluaran), dan nilai terealisasi harapan (keluaran).

· Akuntansi hibrida

Bila kos sekarang menggunakan kos pengganti sebagai basis penilaian hibrida ini disebut akuntansi kos sekarang/daya beli konsta. Untuk selanjutnya istilah kos sekarang diartikan secara sempit sebagai kos pengganti.


Tujuan Utama Pelaporan Keuangan dalam rerangka Konseptual FSAB :

 1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupu...